Pengobatan Herba

Pengobatan herba merupakan kaidah di antara kaidah pengobatan tertua di dunia serta melibatkan penggunaan sebanyak 80% komunitas dunia. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan sebagai obat telah dilakukan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Herbalogi
Herbalogi membawa pendekatan holistik di mana tidak berfungsinya satu bagian tubuh menyebabkan ketidakseimbangan di bagian yang lain.
Jika tubuh tidak mencapai keseimbangan kembali maka akan timbul penyakit. Dalam tubuh terdapat kekuatan penyembuh yang datang dari spiritual, emosi, mental, dan fisik. Herbalogi melihat pasien (pasien) secara unik, tidak ada penyakit yang sama untuk semua orang.

Prinsip utama herbalogi ialah menggunakan semurni mungkin bahan-bahan herba. Keberagaman kimia menghasilkan aktivitas yang luas di dalam tubuh. Dengan konsumsi bahan-bahan aktif tertentu saja akan timbul efek samping dan ketidakefektifan disebabkan ketidakseimbangan biokimia.

Herbalogi tidak menggunakan bahan isolasi (pelarut kimia) tertentu, bahan kimia sintetis atau ganja (dadah). Keseimbangan dan keberagaman bahan kimia dalam tumbuh-tumbuhan (phythochemicals) menghasilkan aktivitas yang luas di dalam tubuh, yang menghindarkan timbulnya efek samping. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan aktif tertentu saja (ekstrak tunggal) akan menghasilkan bahan yang sangat beracun dan ketidakefektifan. Bahan kimia kompleks dalam tumbuh-tumbuhan lebih mudah dicerna dan lebih sedikit efek sampingnya. Oleh sebab itu bila terdapat 40 jenis bahan aktif dalam suatu herba, lebih baik konsumsinya dalam bentuk gabungan (sinergi) alami. Selain itu herba sering disinergikan untuk menguatkan potensi ramuan tersebut. Herba memberikan pengobatan yang lembut dalam membantu penyembuhan.
Di samping itu, obat-obatan herba tak hanya sekadar menyembuhkan penyakit tetapi juga memelihara kesehatan dan menolong mengembalikan keseimbangan (harmony tubuh) (bersifat preventif). Prinsip pengobatan herba adalah: "Improve and maintain body immune system against external pathogen and pressure”. Meningkatkan, memperbaiki dan menjaga sistem kekebalan tubuh dari serangan kuman eksternal serta tekanan lingkungan sekitar.

Herbalis
Herbalis adalah orang yang mempunyai keahlian dan terlatih dalam merawat suatu penyakit dengan penggunaan herba.
Faham herbalisme menyatakan: “Biarkan makanan menjadi obat dan obat menjadi makananmu” artinya konsumsi herba sebagai makanan yang dapat menyempurnakan diet sehari-hari.
Di samping memberikan pengobatan herba, seorang herbalis perlu mencari dan memperbaiki berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan pasien. Herbalis membantu pasien mendapatkan makanan yang bergizi, mengandung vitamin, mineral dan unsur-unsur lain.
Herbalisme bertujuan memulihkan keseimbangan atau homeostatis dalam menghadapi penyakit. Menurut herbalisme, mengenal penyakit berarti mengenal seluruh pribadi pasien, reaksinya terhadap penyakit, dan potensi semua fungsi tubuh untuk mengembalikan kesehatan. Fungsi tubuh ini bergantung kepada ketersediaan makanan, peredaran darah, penyingkiran bahan beracun, kerja sistem saraf yang baik dan keseimbangan hormon.
Herbalis berkeyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, “Li kulli daa'in dawaa'un”.

Perbedaan Pengobatan Herba dengan Pengobatan Kimia
Secara prinsip pengobatan herba berbeda dengan pengobatan kimia sintesis (modern). Berikut ini adalah perbedaan antara kedua macam pengobatan tersebut:
1. Obat-obat kimia berasal dari Barat, obay-obat herba berasal dari Timur
2. Bahan obat-obat kimia dari bahan sintesis/anorganik, obat herba bersifat alamiah/organik
3. Daya serap obat-obat kimia 50%-70% (butirannya kasar, daya serab obat-obat herba 90% (butiran lebih halus)
4. Obat kimia bersifat antibiotik (melawan kehidupan), obat herba bersifat probiotik (mendukung kehidupan)
5. Obat kimia menurunkan imunitas, obat herba meningkatkan imunitas
6. Obat kimia mengobati gejala, obat herba mengobati sumber penyakit (holistik, menyeluruh)
7. Obat kimia menimbulkan efek samping dan alergi, obat herba memunculkan DOC (tanda obat bekerja).
8. Obat kimia hanya mengandung bahan aktif tertentu, obat herba mengandung nutrisi lengkap
9. Efek obat kimia lebih cepat tetapi destruktif, efek obat herba lambat tetapi konstruktif

Tujuan Konsumsi Herba
Seorang herbalis meyakini bahwa penyakit bukan disebabkan oleh kuman, virus, bakteri, atau mikroba lain, tetapi penyakit muncul akibat lemahnya sistem imunitas. “Disease cause germs not germs cause disease.” Secara garis besar tujuan konsumsi herba ialah untuk membantu memulihkan kekuatan fithrah (sistem imunitas) dan mengembalikan keseimbangan tubuh. Pengobatan herba bukan hanya untuk menghilangkan gejala saja (symptomatic treatment), namun bertujuan untuk mengatasi kekurangan gizi, vitamin, mineral, dan unsur-unsur penting yang diperlukan tubuh.
Secara ringkas, tujuan konsumsi herba adalah:

Mencegah munculnya penyakit-penyakit baru
Penekanan dari perawatan penyakit ialah agar jangan terjadi penularan, baik yang akut ataupun yang kronik. Misalnya, diabetes yang tidak dikontrol memunculkan gangguan ginjal (buah pinggang) atau penyakitnya yang sama tetapi semakin kronik.

Merawat penyakit yang ada
Tujuan ini mengarah pada penyembuhan penyakit yang ada. Kerja herba untuk ini ialah:
a. Release (mengeluarkan), yakni mengeluarkan segala toksid penyebab penyakit. Proses yang disebut detoksifikasi (detoxification) ini terutama dilakukan terhadap organ-organ: pencernaan (usus), hati, peredaran darah, jantung dan ginjal.
b. Relax (mengistirahatkan); yakni menempatkan tubuh dalam keadaan stabil di mana suhu, basa dan asam berada pada kondisi terbaik, untuk membantu sistem imunitas.
c. Regeneration (regenerasi); yakni menggantikan sel-sel mati dengan sel-sel yang sehingga proses penuaan (aging) dihambat, malah meremajakannya. Kandungan anti-oksidan bertindak sebagai anti-aging dalam pencegahan penyakit-penyakit generatif.
d. Re-function (mengembalikan fungsi). Setelah ketiga proses di atas sempurna, organ-organ berfungsi kembali, sistem imunitas bekerja dengan baik dalam menolak penyakit.
E. Pengajaran dan Pengharapan
Seorang herbalis yang terlatih perlu mempunyai pengalaman yang luas untuk memastikan herba dan penentuan penyakit secara tepat (kaidah diagnosa). Ilmu pengobatan herba bukan sekadar wacana ilmiah yang bersifat teoritis dan retoris yang jauh dari praktik. Gabungan dari pelbagai kemahiran akan mengangkat seorang herbalis untuk diterima oleh masyarakat tanpa ragu. Bila slogan dunia “Back to Nature” tidak ditanggapi oleh herbalis di tempat tinggalnya, segala hasil bumi yang diwariskan kepada hamba-hamba yang shalih akan diambil orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow me